*RENUNGAN YG BAGUS* *Kekosongan dan Kesombongan*
Mobil pribadi tak lagi beranjak dari garasi. Jet pribadipun terparkir rapi di bandara. Lalu lintas udara telah ditutup. Masing-masing negara fokus untuk merawat warganya, berperang melawan musuh kecil yang tak terlihat.
Setiap manusia terkurung dalam kamarnya. Pakaian dari designer terkenal, sepatu dan jam bermerek, minyak wangi dan seonggok alat make up kehilangan artinya, tergeletak tak berguna.
Tak ada lagi meeting mendadak ataupun bisnis meeting yang menyita waktu sehingga sering kali kita tak punya lagi waktu untuk keluarga dan untuk Tuhan.
Tak ada lagi pesta yang harus dihadiri, tak ada lagi nonton bareng, tak ada pula tongkrongan di cafe, tak ada lagi arak2an dan pesta seni, bahkan uang pun terhenti di bank.. semua tak ada arti.
Apalagi yg bisa disombongkan & dibangga2kan dlm keadaan spt ini?
Saat ini Tuhan sedang membukakan mata setiap orang ..
Yg terpapar di RS saat ini dengan kelas yang sama tidak ada lg kelas VIP , Super VVIP .. Orang Banyak harta , orang Miskin harta bersatu di ruang & kelas yg sama utk berjuang melawan penyakit dengan pelayanan yg sama.
Saat meninggalpun di peti yang sama tidak ada lg peti berlapis emas & tanpa bisa ditemani org2 tercinta ke liang lahat.
Orang Kaya saat sehat semua orang mendekat & saat divonis terkena virus mematikan ini, wlupun kaya raya semua org menjauh.
Bahkan hal gereja yang megah dan mahal pun sekarang kosong, tiba waktunya setiap orang menyembah Tuhan dalam roh dan kebenaran di dalam hati.
Yang kita butuhkan hanya makanan dan udara tuk di hirup, kita hanya ingin hidup. Selebihnya menjadi tidak penting lagi.
Dunia tak pernah melihat kesombongan narsis seperti di jaman ini!
Kabar baiknya; kita diberikan 1 kesempatan lagi untuk introspeksi, melihat kedalam diri, bertanya kepada Tuhan: "Kenapa Tuhan membiarkan saya hidup?" Untuk bersuka2 atau untuk membeli mobil barukah? Atau mungkin untuk menyelesaikan pendidikan sarjana?
Apakah tujuan hidupku sekarang? Apakah tujuan hidupku setelah pandemi Covid 19?
Mengapa Tuhan menyelamatkan aku dan mengijinkan yang lain mati?
Manfaat apa yang harus kubawa untuk sesamaku manusia, apa yang harus kulakukan dengan sisa hidupku untuk Tuhan sehingga Tuhan memberikan ku satu kesempatan lagi?
Mari kita berdoa dan bertobat. Membuat komitmen baru untuk menjalani hidup ini dengan lebih berarti๐❤
Tetap Lakukan yg Terbaik untuk semua orang.
Tuhan Yesus memberkati. Amin.๐๐ป
*************
Dalam waktu tiga bulan ini TUHAN ijinkan COVID-19 datang, sehingga kesulitan menimpa kita dan memaksa kita untuk melepaskan semua kesenangan, kebanggaan dan agenda pribadi kita.
Tanpa kita sadari seringkali kita menomor-sekiankan TUHAN dan lebih mengutamakan hal-hal lain melebihi hubungan kita dengan TUHAN.
Hari-hari ini iman kita sedang diuji dan kita dipaksa untuk menghancurkan semua *berhala* kita dan membangun hubungan dengan TUHAN dan dengan keluarga.
• Yang memberhalakan *olahraga*, sekarang semua stadion dipaksa tutup.
• Yang memberhalakan *uang* sekarang ekonomi runtuh.
• Yang memberhalakan *pekerjaan*, sekarang tidak bisa pergi bekerja.
• Yang memberhalakan *pergaulan*, sekarang tidak bisa bertemu teman-teman.
• Yang memberhalakan *pengetahuan dan kepintaran*, sekarang sekolah2 dan kampus tutup.
• Yang memberhalakan *makan-minum* sekarang cafe dan restoran tutup.
• Yang memberhalakan *pesta*, sekarang kumpul-kumpul dilarang.
• Yang memberhalakan *jalan-jalan atau liburan*, sekarang mall, tempat2 wisata tutup dan penerbangan cancel.
• Yang memberhalakan *bentuk tubuh*, sekarang salon kecantikan dan tempat2 gym tutup.
• Yang memberhalakan *pelayanan dan gedung gereja yang megah*, sekarang pertemuan ibadah dilarang dan *harus live streaming*.
• Yang malas *pulang ke rumah* dan suka kesal dengan suami/istri/anak/orang tua, *sekarang setiap hari siang-malam HARUS berkumpul dengan keluarga*.
*TUHAN itu baik!*
TUHAN tidak merancang kita untuk hancur.
Di tengah-tengah situasi sulit ini *TUHAN ingin kita kembali bersekutu dengan-Nya melebihi apapun dan DIA ingin kita mengetahui bahwa DIA sedang bekerja dan memulai musim yang baru bagi anak-anak-Nya*
Lepaskan yang lain, temui DIA dalam tempat rahasia-Nya dan dapatkan hati-Nya.
TUHAN YESUS KRISTUS memberkati. ๐
FileHippo.com update
Penguatan Positif
Renungan pagi :
*"Penguatan Positif"*
Oleh : Ajahn Brahm
Saya membaca kisah ini dalam majalah psikologi.
Ada seorang perempuan yang mengambil gelar doktoral dalam psikologi, dan tema tesisnya adalah cara melatih lumba-lumba di taman wisata laut untuk bermain polo air dan melompati gelang atraksi.
Ia menemukan bahwa cara mereka melatih lumba-lumba adalah jika lumba-lumba itu melompat seinci lebih tinggi, mereka akan menghadiahi lumba-lumba itu seekor ikan.
Ini disebut penguatan positif.
Jika lumba-lumba itu tidak melompat, mereka tidak menghukumnya.
Mereka tidak marah-marah kepada lumba-lumba itu. Mereka menunggu sampai dia melompat dua inci lebih tinggi lalu memberinya ikan lagi.
Jadi setiap kali dia melakukan sesuatu yang sedikit lebih mendekati yang mereka inginkan, mereka memberinya ikan. Inilah penguatan positif setahap demi setahap.
Perempuan ini bijaksana.
Ia menemui dosen pembimbingnya di kampus dan mendapatkan izin mengubah tesisnya, sebab ia menyadari dan mendapatkan wawasan luar biasa bahwa teknik yang sama untuk melatih lumba-lumba juga bisa digunakan pada suaminya.
Jadi alih-alih melatih lumba-lumba, ia mendapatkan izin meneliti bagaimana cara melatih suami.
Penelitiannya menghasilkan nasihat yang brilian dan praktis.
Begitu pula dengan melatih pasangan atau pacar, ataupun orang-orang di kantor. Bagaimana kita melakukan hal ini?
Kapan pun mereka melakukan sesuatu yang membuat Anda jengkel jangan pedulikan, jangan lakukan apapun.
Namun ketika mereka melakukan sesuatu yang Anda sukai, yang tidak membuat Anda jengkel, itulah saatnya Anda melempar seekor ikan kepada mereka,secara kiasan tentu saja.
Itu berarti anda memberikan tanggapan balik yang positif, dan itu sungguh efektif.
Salah satu bagian dari artikel Itu mengulas bahwa salah satu bagian yang paling menjengkelkan dari hubungannya dengan suaminya adalah ketika pada pagi hari,
saat mereka berdua bersiap pergi kerja, suaminya tak pernah bisa menemukan dasinya.
Ia sendiri harus bergegas pula untuk pergi kerja, dan ia harus berdandan lebih lama daripada laki-laki, namun suaminya terus-menerus berkata, "Sayang, bisakah kamu carikan dasiku?" Ini hanya masalah kecil, namun tiap pagi hal itu hanya membuatnya jengkel. Lagipula laki-laki itu bodoh jika tak bisa menemukan barangnya sendiri. Maka ia selalu marah dan jengkel kepadanya, lalu menetapkan metode lempar ikan ini
Pada saat suaminya tidak bisa menemukan dasinya, "Dimana dasiku sayang? Bisakah kamu membantuku menemukan dasiku?"
Istrinya akan mencuekkannya.
Ia tak akan jadi jengkel. Tidak akan mengeluh. Ia hanya terus bersiap.
Tentu saja pada akhirnya suaminya berhasil menemukan dasinya sendiri.
Saat itulah istrinya menghentikan apa yang tengah dikerjakannya, lalu memberikan rangkulan mesra dan ciuman, "Bagus sekali, sayang."
Itulah yang disebut menghadiahi dengan ikan.
Anda mungkin tertawa, namun cara ini sangat efektif. Dalam waktu beberapa bulan, suaminya tidak pernah lagi memintanya mencarikan sesuatu dan bisa menemukan sendiri benda-benda miliknya. Kini ia bebas pergi kerja pada pagi hari.
Itulah salah satu dari banyak contoh bagaimana cara melatih orang menggunakan penguatan positif yang merupakan psikologi Buddhis dasar.
Jangan kesal, bersikaplah tenang, jangan memikirkan apa yang terjadi, akan tetapi pada saat yang sama lakukan sesuatu yang positif berkenaan dengan hal itu.
Selamat Pagi
Salam damai sejahtera
GBU
*"Penguatan Positif"*
Oleh : Ajahn Brahm
Saya membaca kisah ini dalam majalah psikologi.
Ada seorang perempuan yang mengambil gelar doktoral dalam psikologi, dan tema tesisnya adalah cara melatih lumba-lumba di taman wisata laut untuk bermain polo air dan melompati gelang atraksi.
Ia menemukan bahwa cara mereka melatih lumba-lumba adalah jika lumba-lumba itu melompat seinci lebih tinggi, mereka akan menghadiahi lumba-lumba itu seekor ikan.
Ini disebut penguatan positif.
Jika lumba-lumba itu tidak melompat, mereka tidak menghukumnya.
Mereka tidak marah-marah kepada lumba-lumba itu. Mereka menunggu sampai dia melompat dua inci lebih tinggi lalu memberinya ikan lagi.
Jadi setiap kali dia melakukan sesuatu yang sedikit lebih mendekati yang mereka inginkan, mereka memberinya ikan. Inilah penguatan positif setahap demi setahap.
Perempuan ini bijaksana.
Ia menemui dosen pembimbingnya di kampus dan mendapatkan izin mengubah tesisnya, sebab ia menyadari dan mendapatkan wawasan luar biasa bahwa teknik yang sama untuk melatih lumba-lumba juga bisa digunakan pada suaminya.
Jadi alih-alih melatih lumba-lumba, ia mendapatkan izin meneliti bagaimana cara melatih suami.
Penelitiannya menghasilkan nasihat yang brilian dan praktis.
Begitu pula dengan melatih pasangan atau pacar, ataupun orang-orang di kantor. Bagaimana kita melakukan hal ini?
Kapan pun mereka melakukan sesuatu yang membuat Anda jengkel jangan pedulikan, jangan lakukan apapun.
Namun ketika mereka melakukan sesuatu yang Anda sukai, yang tidak membuat Anda jengkel, itulah saatnya Anda melempar seekor ikan kepada mereka,secara kiasan tentu saja.
Itu berarti anda memberikan tanggapan balik yang positif, dan itu sungguh efektif.
Salah satu bagian dari artikel Itu mengulas bahwa salah satu bagian yang paling menjengkelkan dari hubungannya dengan suaminya adalah ketika pada pagi hari,
saat mereka berdua bersiap pergi kerja, suaminya tak pernah bisa menemukan dasinya.
Ia sendiri harus bergegas pula untuk pergi kerja, dan ia harus berdandan lebih lama daripada laki-laki, namun suaminya terus-menerus berkata, "Sayang, bisakah kamu carikan dasiku?" Ini hanya masalah kecil, namun tiap pagi hal itu hanya membuatnya jengkel. Lagipula laki-laki itu bodoh jika tak bisa menemukan barangnya sendiri. Maka ia selalu marah dan jengkel kepadanya, lalu menetapkan metode lempar ikan ini
Pada saat suaminya tidak bisa menemukan dasinya, "Dimana dasiku sayang? Bisakah kamu membantuku menemukan dasiku?"
Istrinya akan mencuekkannya.
Ia tak akan jadi jengkel. Tidak akan mengeluh. Ia hanya terus bersiap.
Tentu saja pada akhirnya suaminya berhasil menemukan dasinya sendiri.
Saat itulah istrinya menghentikan apa yang tengah dikerjakannya, lalu memberikan rangkulan mesra dan ciuman, "Bagus sekali, sayang."
Itulah yang disebut menghadiahi dengan ikan.
Anda mungkin tertawa, namun cara ini sangat efektif. Dalam waktu beberapa bulan, suaminya tidak pernah lagi memintanya mencarikan sesuatu dan bisa menemukan sendiri benda-benda miliknya. Kini ia bebas pergi kerja pada pagi hari.
Itulah salah satu dari banyak contoh bagaimana cara melatih orang menggunakan penguatan positif yang merupakan psikologi Buddhis dasar.
Jangan kesal, bersikaplah tenang, jangan memikirkan apa yang terjadi, akan tetapi pada saat yang sama lakukan sesuatu yang positif berkenaan dengan hal itu.
Selamat Pagi
Salam damai sejahtera
GBU
Demi Raga Yang Lain
Berikut lirik lagu Eka Gustiwana dan Yessiel Trivena berjudul
Demi Raga Yang Lain :
Saat semua menghilang
Kau tetap setia menjaga
kau berkorban tanpa suara demi senyum yang lain
Kau tetap setia menjaga
kau berkorban tanpa suara demi senyum yang lain
Saat semua tertidur
Kau terjaga sepanjang waktu
Lupakan lelah ragamu demi raga yang lain
Kau terjaga sepanjang waktu
Lupakan lelah ragamu demi raga yang lain
Dunia tlah tersenyum
melihat kau bertaruh nyawa
Tak pedulikan yang kau punya
demi raga yang lain
melihat kau bertaruh nyawa
Tak pedulikan yang kau punya
demi raga yang lain
Engkau pahlawan dunia
Tuhan yang kan membalas semua
jerih lelah yang tak ternilai
demi raga yang lain
Tuhan yang kan membalas semua
jerih lelah yang tak ternilai
demi raga yang lain
Walau hampir tiada sudut
Untukmu menghela nafasmu
Teriring doa untukmu
Suara ini untukmu
Untukmu menghela nafasmu
Teriring doa untukmu
Suara ini untukmu
Dunia tlah tersenyum
melihat kau bertaruh nyawa
Tak pedulikan yang kau punya
demi raga yang lain
melihat kau bertaruh nyawa
Tak pedulikan yang kau punya
demi raga yang lain
Engkau pahlawan dunia
Tuhan yang kan membalas semua
jerih lelah yang tak ternilai
demi raga yang lain
Tuhan yang kan membalas semua
jerih lelah yang tak ternilai
demi raga yang lain
jerih lelah yang tak ternilai
demi raga yang lain
demi raga yang lain
Subscribe to:
Posts (Atom)