Seorang wanita hendak membeli telur, ia kemudian bertanya: "Berapa harga telur ini?"
"Harganya Rp. 3000 perbutir, Bu" kata bapak tua penjual telur.
"Saya mau beli 10 butir tapi perbutirnya Rp 2.000, kalo ngga...saya gak jadi beli"
"Ibu boleh beli dengan harga yang ibu mau, mungkin ini awal yang sangat baik karena saya belum berhasil menjual 1 butir telur pun hari ini"
Lalu wanita itu membeli telurnya dan masuk ke mobil mewahnya dengan rasa "menang" karena berhasil menawar dan membeli telur dengan harga yang dia mau.
Kemudian dia pergi ke restaurant mewah untuk bertemu temannya. Di sana mereka memesan apapun yang mereka suka. Mereka hanya makan sedikit dan menyisakan banyak dari apa yang mereka pesan. Dia menghabiskan Rp 900.000 untuk makan siang berdua dengan temannya itu, lalu dia membayar dengan uang cash Rp 1.000.000 dan dengan bangga berkata "Ambil saja kembaliannya"
******
Hal ini mungkin tampak normal bagi wanita tersebut tapi sangat menyakitkan bagi penjual telur yang malang itu.
Intinya adalah mengapa kita selalu menunjukkan bahwa kita memiliki kekuatan saat kita membeli dari orang-orang kecil yang membutuhkan bantuan? Dan mengapa kita menjadi dermawan bagi mereka yang bahkan tidak begitu membutuhkan kemurahan hati kita?
Saya pernah membaca kisah seorang ayah yang biasa membeli barang sederhana dari orang miskin dengan harga tinggi, meski dia tidak begitu membutuhkan barang tersebut. Dia bahkan selalu membayar lebih jika para penjualnya orang miskin. Melihat perilaku aneh ayahnya si anak penasaran dan kemudian bertanya, "Mengapa ayah melakukan hal itu?" Lalu ayahnya menjawab, "Ini adalah amal yang dibungkus dengan Harga Diri, Nak".
No comments:
Post a Comment