A JOURNEY OF ASHES

Renungan pagi :

*A JOURNEY OF ASHES*
By GC

Beberapa tahun yang silam seorang pemuda berusia kurang lebih 30 th berkunjung ke Taman Nasional Yellow Stone di Amerika Serikat.
Pemandangan di depannya sungguh membuatnya terkesima.
Di depannya terbentang hutan yang sudah habis dilalap api.
Di Sepanjang matanya ia hanya melihat warna hitam kelam dengan situasi gersang yang kering kerontang.

Segala sesuatunya habis terbakar akibat kebakaran hutan yang sangat dahsyat belum lama berselang! Pohon-pohon hijau nan asri yang dulu menghiasi hutan ini sirna dilalap api.

Dia pun jatuh bertekuk lutut, menangis sejadi-jadinya melihat semuanya itu...

Malam itu ia bermimpi bertemu dengan seorang kakek yang sangat tua.
Di dalam mimpi itu ia mengatakan sebagai berikut:
Anakku, Kebakaran sesungguhnya merupakan sebuah proses di mana suatu benda menjadi luluh lantak akibat energi yang tersimpan dalam setiap ikatan molekul-molekul dalam benda itu dilepaskan ke udara hingga tersisa menjadi abu gosong. 
Bisa jadi benda itu tadinya adalah sebuah potongan kayu yang indah dan hidup, tapi jika energi yang tersimpan didalamnya dibebaskan, maka benda tersebut hanyalah seonggok abu yang berwarna abu-abu dan hitam.

Anakku, Didunia ini tidak ada yang abadi,
Mobil-mobil bisa menjadi rusak,
bunga menjadi layu dan hancur,
kulit suatu ketika berkeriput,
jantung suatu saat akan berhenti bekerja dan daging pun kelak akan membusuk.
Semua itu hanyalah sebuah perjalanan dari debu dan akan menjadi debu.

Harapan dan mimpi juga suatu ketika akan terbakar juga,
pekerjaan akan hilang atau ditinggalkan, Anggota keluarga suatu ketika juga harus berpisah…
Semua akan berubah menjadi seonggok debu pada saatnya.

Tidak ada yang perlu kita ratapi,
tidak ada yang perlu kita tangisi.
Jangan juga menyesali apa yang sudah lewat, cukup kenang perjalanan indah semasa debu itu masih memiliki energi di setiap selnya.

Anakku,
Kita semua berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu.
Saat ini biarlah kita mengingat seperti apa diri kita jadinya nanti bila seluruh energi yang ada di dalam diri kita terlepas ke udara tanpa bersisa,
kita ini hanyalah debu. Ingatlah selalu akan destinasi akhir kita ini.

Sirnakanlah semua kesombongan kita, buanglah segala keegoisan kita. Berdoalah agar selama energi berada dalam tubuh kita,Kita masih bisa mengolahnya menjadi kekuatan untuk memuliakan Tuhan, membuat bahagia orang lain serta membantu orang yang membutuhkannya.

Pemuda itu tiba-tiba terbangun….
Ia pun tersenyum… Ia mengucap syukur sambil berkata: “Ah … debu yang satu ini masih diberikan kesempatan untuk menghirup energi serta melakukan perjalanan. Terima kasih Tuhan.

”and May you have a very enlightened experience as you mature in your Spiritual growth to a new awakening during this Lenten season. (GC).

Salam damai sejahtera
GBU